Senin, 10 Juni 2013
Sejarah Tugu Kujang Bogor
Tugu Kujang di kota Bogor, pasti setiap orang sudah mengenalnya,
terutama bagi warga Jawa Barat khususnya. Tugu ini terletak di Jalan
Pajajaran didepan Botanical Square yang bersebelahan dengan kampus IPB,
dan diujung jalan dari Kebun Raya Bogor. Tugu yang berdiri kokoh ini
merupakan lambang bagi kota Bogor sebagaimana layaknya pada kota-kota
lainnya di Indonesia. Tugu setinggi kira-kira 25 M ini dibangun pada 4
Mei 1982 diatas sebuah lahan seluas 26M x 23M dan diperkirakan
menghabiskan biaya sebesar Rp. 80jt.
Nama
Kujang sendiri diambil dari nama sebuah senjata pusaka tradisional
etnis Sunda yang diyakini memiliki kekuatan gaib. Pusaka Kujang itu
sendiri sudah dikenal sejak zaman Kerajaan Pajajaran pada abad ke-14
Masehi, di masa pemerintahan Prabu Siliwangi. Di masa lalu Kujang tidak
dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat Sunda karena fungsinya
sebagai peralatan pertanian. Pernyataan ini tertera dalam naskah kuno
Sanghyang Siksa Kanda Ng Karesian (1518 M) maupun tradisi lisan yang
berkembang di beberapa daerah diantaranya di daerah Rancah, Ciamis.
Bukti yang memperkuat pernyataan bahwa kujang sebagai peralatan
berladang masih dapat kita saksikan hingga saat ini pada masyarakat
Baduy, Banten dan Pancer Pangawinan di Sukabumi.
Dengan
perkembangan kemajuan, teknologi, budaya, sosial dan ekonomi
masyarakat Sunda, Kujang pun mengalami perkembangan dan pergeseran
bentuk, fungsi dan makna. Dari sebuah peralatan pertanian, kujang
berkembang menjadi sebuah benda yang memiliki karakter tersendiri dan
cenderung menjadi senjata yang bernilai simbolik dan sakral. Wujud baru
kujang tersebut seperti yang kita kenal saat ini diperkirakan lahir
antara abad 9 sampai abad 12.
Pusaka
atau senjata tradisional bagi masayarakat Jawa Barat itu, kemudian
oleh masyarakat di Kota Bogor dijadikan sebagai lambang Kota Bogor dan
untuk mengenangnya kini pusaka kujang juga diabadikan di sebuah tugu
yang kini kita kenal dengan nama Tugu Kujang. Adapun ornamen berupa
pusaka kujang yang berdiri kokoh di atas Tugu Kujang tersebut
sebetulnya memiliki berat -+800 kg, dengan tinggi pusaka mencapai 7 m.
Untuk mempercantik penampilan pusaka itu, juga dilapisi dengan bahan
stainless steel, tembaga dan bahan kuningan.
Tugu
Kujang tidak pernah kesepian, karena terletak pada persimpangan jalan
yang padat. Tapi sayang terkadang terlalu kumuh dilihat karena
banyaknya angkutan umum (angkot) yang ngetem disekitar lokasi tugu
meskipun sudah sering dihalau petugas. Semoga Pemkot Bogor bisa lebih
memperhatikan perawatan tugu ini yang merupakan kebanggaan dari warga
Bogor.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar